2.1.10

TAQWA

Alloh Subhaanahu wa ta'ala yang telah menciptakan seluruh mahluk yang ada dialam semesta ini. Dia sama sekalih tidak membutuhkan amal bakti mereka, dan Diapun tidak merasa merugi karena kedurhakaan mereka. Tidak ada satu perbuatan taatpun yang dapat merugikanNya, dan tidak ada perbuatan taat pun yang dapat membrikan manfaat padaNya. Dialah yang membagi-bagikan rezeki kepada mereka, dan menempatkan mereka di dunia pada tempatnya masing-masing.
Orang-orang yang taqwa kepada Alloh, mereka adalah orang-orang yang mulia. Omongan mereka benar belaka, pakaian mereka sederhana, langkah mereka tawadhu. Mereka memicingkan mata dari semua perbuatan yang diharamkan oleh Alloh, dan memanfaatkan pendengaran mereka untuk mendengarkan ilmu-ilmu yang berguna, seandainya bukan karena ajal yang telah ditetapkan atas mereka, tentu nyawa mereka telah meninggalkan jasadnya, karena rindu akan fahala dan takut akan siksa. Keagungan sang Pencipta yang dengan kuat tertanam dalam jiwa mereka, menjadikan segala sesuatu selainnya kecil dan tak berarti. Tubuh-tubuh mereka ringan, kebutuhan-kebutuhan mereka sedikit. Mereka sabar menderita pada hari-hari yang singkat pada kehidupan ini, yang akan digantikan oleh kesenangan abadi di akhirat kelak. Dunia mengejar-ngejar mereka, namun mereka tak memperdulikannya. Dunia membelenggu mereka, namun mereka berhasil melepaskan dirinya. Apabila malam telah tiba, maka merekapun tegak berdiri melakukan shalat, dan mengalunkan ayat-ayat suci Al-qur'an. Sedangkan disiang hari, mereka dalah hukama, ulama, yang saleh dan taqwa. Mereka tidak rela dengan amal mereka yang sedikit, dan tidak menganggap banyak amal mereka yang banyak. Mereka selalu curiga terhadap nafsu mereka, dan merasa takut terhadap perbuatan mereka. Jika ada orang memuji mereka, bukannya mereka bangga, malah mereka menjadi takut, seraya berkata; Aku lebih mengetahui akan diriku sendiri dari orang lain, dan Tuhanku lebih mengetahui akan diriku daripada aku sendiri. Ya Alloh, jangan engkau hukum aku karena ucapan-ucapan mereka, dan jangan aku lebih baik daripada apa yang mereka sangka, ampunilah aku dari apa yang mereka tidak ketahui.
Diantara tanda-tanda wara' yang kuat itu adalah; kuat dalam agama, iman dalam yakin, tamak dalam ilmu, ilmu dalam santun, khusyu dalam ibdah, sabar dalam penderitaan, menuntut rezeki dalam usaha yang halal, dan giat dalam petunjuk. Nafsu syahwatnya terkendali, kemarahannya teredam, kebaikan dapat diharapkan darinya dan kejahatan sangat jauh darinya. Memaafkan orang yang mengaiayanya, memberi orang yang tidak memberi kepadanya, menghubungkan orang yang memutuskannya, dan mengetahui kebenaran sebelum jatuh terjerumus melanggarnya. Ia tidak menghianati amanat, tidak mengganggu tetangga, tidak mengolok-olok orang yang sedang ditimpa bencana, tidak masuk kedalam perkara batil, dan tidak keluar dari kebenaran. Jika dianiaya, ia bersabar, diserahkannya kepada Alloh yang menghukumnya. Dirinya disibukannya denga amal akhirat, dan diistiratkannya dari mengganggu orang lain. Jauh dari orang-orang yang menjauhkan darinya adalah karena zuhud dan penyucian hati, sedangkan dekatnya dengan orang-orang yang mendekatkan diri kepadanya adalah atas dasar keramahan dan kasih sayang. Ia menjauhkan diri bukan karena sombong dan angkuh, mendekatkan diri bukan karena makar dan tipuan. Itulah sifat orang-orang yang taqwa, sifat mu'min yang mukhlisin, sifat orang-orang yang takut akan azab Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihatnNya, dan mereka merasa takut akan tiba hari kiamat.
Bagaimana dengan kita ? apakah kita telah memiliki sifat-sifat tadi ?, atau apakah kita akan berusaha memilikinya ?
Taqwalah pada Alloh, dan bergaulah kepada orang-orang yang taqwa.
"Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan".

Pustaka: Khotbah jum'at
(Disusun oleh H.A.Rohim Sairin.)



Artikel Terkait: