Salah satu ciri utama ajaran Islam yang harus menjadi perhatian umatnya adalah keseimbangan. Seimbang dalam pengertian proporsional berarti tidak mementingkan dan melebihkan satu sisi dalam kehidupan, dan menafikan sama sekali sisi kehidupan yang lainnya.
Harus ada keseimbangan dalam ilmu dan amal, teori dan praktik; juga keseimbangan dalam memerhatikan urusan pribadi dan keluarga dengan kepentingan sosial kemasyarakatan. Bahkan juga, keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Seorang Muslim seharusnya tidak hanya mementingkan urusan dunia, dan melupakan urusan akhiratnya. Atau sebaliknya, hanya urusan akhiratnya yang menjadi perhatiannya, tanpa peduli terhadap urusan dunianya.
Allah SWT berfirman, ''Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.'' (QS Al-Qashash [28]: 77)
Rasulullah SAW bersabda, ''Tidaklah seseorang di antara kalian disebut baik jika meninggalkan urusan dunianya, dan hanya memerhatikan urusan akhiratnya. Atau sebaliknya, mengabaikan urusan akhirat dan hanya mementingkan urusan dunianya. Yang terbaik adalah mendapatkan dua-duanya (dunia dan akhirat). Karena sesungguhnya dunia itu merupakan bekal dan sarana untuk mencapai akhirat. Dan janganlah kalian menjadi beban orang lain dalam kehidupan dunia ini.'' (HR Ibn Asakir dari Anas RA).
Surat Al-Baqarah [2] ayat 201, menggambarkan bahwa Nabi SAW dan kaum Muslimin ingin mendapatkan anugerah dari Allah berupa kebaikan (hasanah ) di dunia ini dan di akhirat, dan dijauhkan dari azab neraka yang sangat dahsyat dan mengerikan.
Dalam berbagai hadis diungkapkan bahwa di antara maksud hasanah di dunia adalah memiliki istri/suami yang saleh dan bertanggung jawab, memiliki anak keturunan yang qurrota a'yun (indah dipandang mata kelakuannya), memiliki harta yang halal dan berkah sebagai bekal ibadah, sekaligus dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang lain. Sedangkan, hasanah di akhirat adalah mendapatkan nikmat surga dan bertemu dengan Allah SWT.
Semoga kita semua mendapatkan anugerah keyakinan dan kesungguhan untuk mendapatkan keseimbangan dalam menata kehidupan di dunia ini. Sehingga, menjadi bekal untuk mendapatkan rida Allah SWT dan surga-Nya serta dijauhkan dari azab-Nya kelak di kemudian hari.
(Rpk)
Artikel Terkait:
Hikmah
- Gaya Hidup.
- Amanah.
- Di cintai.
- Hidup Sederhana.
- Budaya Dialog.
- Air Mata.
- Menyeimbangkan hidup.
- Keutuhan Keluarga.
- Hikmah di balik musibah.
- Karakter.
- Keistimewaan Istighfar.
- Hikmah 1 Muharram
- Keadilan Sebagai Sunatulloh.
- Idul Kurban
- Hikmah dibalik Bencana
- Musibah dan Bencana
- Mata Hati yang Tajam
- Komitmen pada Alquran
- Maafkanlah dan Berlapang Dada
- Ramadhan dan Pelestarian Lingkungan
- Puasa Ramadhan.
- Muhasabah Diri
- I’tikaf
- Hamba Allah