31.8.10

Lomba


Dalam sebuah lomba gerak jalan lintas desa, hampir semua murid sekolah dasar yang ikut menampakkan wajah ceria. Pasalnya, lomba yang diselenggarakan oleh guru mereka tidak cuma menjanjikan hadiah istimewa, tapi juga bonus.
Hadiah istimewanya berupa uang yang cukup buat beli seragam dan buku. Selain itu, murid-murid yang berhasil di garis finis akan dapat makanan dan minuman gratis di warung makan yang menjadi titik tujuan lomba.
Sebelum peserta diberangkatkan, sang guru mengingatkan peserta untuk tidak berlaku curang. “Ini hanya lomba anak-anakku, kelak kamu akan merasakan manfaatnya!” ucap sang guru penuh perhatian.

Menariknya, sebelum lomba yang bisa memakan waktu tiga jam itu, sang guru membagi-bagikan uang dua ribu rupiah kepada setiap peserta. “Uang ini bonus untuk kalian semua! Tapi, jangan digunakan untuk makan dan minum, karena kalian akan dapat makanan dan minuman yang lezat di tempat tujuan!” jelas sang guru mengingatkan peserta.
Semua peserta pun menjadi lebih bersemangat. Ada hadiah utama, makanan dan minuman lezat di tempat tujuan, dan dapat uang saku yang lumayan. Mulailah peserta lomba yang tidak diawasi ini diberangkatkan.
Ternyata, gerak jalan yang berlangsung di tengah terik matahari ini, tidak semudah yang mereka bayangkan. Anak-anak pun memperlihatkan watak asli mereka. Ada yang jajan minuman di sebuah warung desa, ada yang mencari jalan pintas di luar rute yang ditetapkan, ada juga yang menumpang ojek motor.
Setibanya di garis finis, anak-anak pun dipersilakan menikmati makanan dan minuman istimewa secara gratis di sebuah warung desa. Setelah itu, pemenang pun diumumkan.
Menariknya, pengumuman itu mengatakan hal yang agak aneh. ”Anak-anakku,” ucap sang guru. ”Silakan di antara kalian yang pantas menjadi pemenang untuk maju kedepan!”
Mendengar itu, beberapa anak pun berebut untuk maju. Kepada yang maju ini, sang guru mengatakan, ”Bapak tidak bisa menyaksikan apa benar kalian berlomba dengan jujur. Bapak tidak mampu memastikan apa kalian benar-benar tidak curang. Bapak juga tidak tahu apa kalian benar-benar tidak jajan! Tapi, ada Allah yang selalu bersama kalian!”
Setelah ucapan sang guru, suasana pun menjadi hening. Mereka yang mengaku pemenang karena tiba lebih awal di garis finis ini pun saling berpandangan satu sama lain. ”Siapa yang berani jujur, akan Bapak kasih hadiah khusus!” ucap sang guru penuh perhatian.
Saat itulah, satu per satu anak-anak yang mengaku pemenang mundur. Hingga, tak seorang pun yang ada di depan. Mereka tampak menahan malu.
”Anak-anakku, kalian semua adalah pemenang karena telah berani jujur walaupun ada hadiah yang menggiurkan,” jelas sang guru sambil menatap anak-anak dengan senyum.
++
Hidup ini tak ubahnya seperti lomba maraton tentang kejujuran. Siapkanlah hati dan jiwa kita seperti anak-anak yang masih polos, yang berani menahan malu demi kejujuran. Dan, berani tidak memperoleh ’hadiah’ duniawi karena yakin Allah Maha Mengawasi kita.
Lihat Sumber.

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar