2.2.11

Bersihkan Hati.

Peran hati terhadap seluruh anggotab badan, ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja atas dasar perintahnya dan tunduk kepadanya. Hatilah yang jadi penentu baik atau buruknya perbuatan seseorang. Jika baik, baik pula perbuatannya begitu sebaliknya. Rasulullah SAW bersabda : “ Ketahuilah, didalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pula seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Hati adalah pusat ilmu dan ketaqwaan, cinta dan benci, keragu-raguan dan bencana. Dialah yang tahu tentang Allah SWT, dan jalan menuju kepadaNya. dan anggota tubuh ini tidak lain hanyalah mengikuti dan berkhidmat kepadanya.
Maka,memperhatikan dan meluruskan hati, merupakan perkara yang sangat urgen untuk diseriusi oleh orang – orang yang menempuh jalan Allah SWT. Mengingat akan perlunya meluruskan hati dan membersihkannya dari nod yang mengotorinya, Allah mengirimkan para rasulNya. Diantara tugas utama para rasul itu adalah membersihkan jiwa manusia, sebagai firman Allah, yang artinya : “ Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat – ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah ( As Sunnah ). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar – benar dalam kesesatan yang nyata.” ( QS Al Jumu’ah : 2 )

Demikian pula, dengan mengkaji penyakit – penyakit hati dan metode mengobatinya. Dengan mengetahui jenis – jenis penyakit hati dan cara pengobatannya, seseorang akan berusaha untuk menjaga hatinya agar tidak terjangkit. Dengan hati yang bersih kebahagiaan dunia akhirat akan dicapai, sebaliknya hati yang kotor hanya akan mendatangkan kerugian bagi tuannya. Allah SWT berfirman : “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” ( QS. Asy Syams : 7 – 10 ),
dan firmanNya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri ( dengan beriman ), dan ingat nama Rabbnya, lalu dia sembahyang.” ( QS. Al A’la : 14 – 15 )
Mensucikan jiwa ( baca, membersihkan hati ) lebih sulit daripada mengobati penyakit fisik. Hal ini diakui oleh ulama semisal Ibnu Qayyim. Beliau mengatakan : “ Tazkiyatun nufus ( membersihkan hati ) itu lebih sulit dan lebih rumit dibandingkan perawatan dan pengobatan badan. Barangsiapa berusaha mensucikan dirinya dengan jalan riyadhah, mujahadah dan khalwat yang tidak diterangkan oleh Rosul, maka perumpamaannya bagaikan orang sakit yang ingin mengobati dirinya dengan pendapatnya sendiri. Bagaimana bisa pendapatnya akan sesuai dengan ilmu seorang dokter? Para rasul adalah dokter hati dan jiwa. Maka, tidak ada jalan untuk kesucian jiwa dan keshalihan hati, kecuali dengan melalui jalurnya, lewat bimbingannya dengan penuh ketundukan dan kepasrahan kepadanya.”
Sebagai seorang hamba, kita yakin bahwa semua yang disyari’atkan  Allah lewat RasulNya Muhammad SAW adalah dalam rangka mewujudkan hati yang bersih. Hati yang berisi dengan tauhid, dzikir kepada Allah. Hati yang bersih dari iri dengki, dendam, takabur dan berbagai sifat tercela lainnya.
Barangsiapa yang menginginkan hati yang bersih maka hendaknya dia melaksanakan syari’at Allah ini dengan ikhlas, tidak dengan membuat syari’at baru, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin – semoga Allah memberikan petunjuknya kepada kita semua. Disamping itu juga, tetap berdo’a kepada Allah, minta tolong agar hati kita dibersihkan. Sebagaimana do’a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW : “ Ya Allah, berikanlah ketaqwaan kepada diriku ini dan sucikanlah ia, Engkau adalah sebaik – baik Dzat yang mensucikannya, Engkau  adalah Penolong dan Tuannya.” ( HR. Muslim, 2722 )
Akhirnya, semoga Allah senantiasa membantu kita dalam menyucikan jiwa kita ini dari semua sifat tercela. Dan hanya kepada Allah kita mohon pertolongan. Wallahu ‘alam bisawab…

Selanjutnya simak kangisa.wordpress.com


Artikel Terkait: