12.4.11

Shalat Berjamaah

Membiasakan si Kecil Shalat Berjamaah
 
Di bawah ini ada beberapa kiat yang dapat disimak, antara lain:
  • Tunjukkan contoh yang baik dengan melakukan pembiasaan shalat berjamaah dengan atau tanpa anak-anak. Kekompakan Anda dan pasangan dalam melakukan shalat berjamaah akan menggelitik keinginan anak-anak untuk mengikuti ritual ini.
  • Tentukan saat-saat seluruh keluarga dapat melakukan shalat bersama-sama. Misalnya saat shalat Shubuh, Maghrib dan Isya’. Jadikan hal ini menjadi kebiasaan yang secara konsisten dilakukan di dalam keluarga.
  • Ceritakan kisah-kisah nabi dengan cara bercerita yang menarik setelah usai shalat bersama, sehingga dapat membuat anak menunggu-nunggu kesempatan ini.
  • Cari sekolah yang juga membiasakan anak-anak untuk melakukan shalat berjamaah di antara anak didik, sehingga terdapat kesesuaian antara apa yang diajarkan di rumah dengan apa yang didapat di sekolah.
  • Setelah anak dapat menjaga tata tertib dan dapat menjaga dirinya untuk tidak berlari-lari atau bercanda di dalam masjid, maka sudah saatnya Anda membiasakan si buyung untuk ikut melaksanakan shalat Jum’at bersama ayah. Cara ini akan membuat anak terbiasa melakukan shalat berjamaah bersama dengan orang-orang di luar keluarganya.
  • Anak kecil selalu ingin meniru apa yang dilakukan orangtuanya, bahkan hal-hal yang tampak sepele seperti ingin ikut mengenakan apa yang dikenakan orangtuanya. Jika demikian, mengapa tidak mencari sarung dan peci shalat yang sama antara ayah dan si buyung, serta mukena kembar bagi ibu dan si upik. Cara ini juga dapat meningkatkan keinginan anak untuk ikut shalat bersama-sama dengan kedua orangtuanya.
  • Beberapa buku cerita mengenai kehidupan keluarga Islam yang selalu melakukan shalat jamaah di antara anggotanya dapat dibacakan pada si kecil untuk menunjukkan contoh yang baik bagi mereka.
  • Jika si kecil sudah dapat melakukan gerakan shalat dan menghafal doa-doa dengan baik, mengapa tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjadi imam? Dorong si buyung untuk berani tampil memimpin keluarganya sendiri, atau si upik menjadi imam bagi sang ibu dan adik-adik perempuannya. Mungkin belum sempurna pada awalnya, namun perlahan tapi pasti si kecil akan tumbuh menjadi seorang imam yang baik. Hal ini seperti pendapat Imam Asy-Syafi’i yang mengatakan, “Seorang anak yang belum akil baligh boleh menjadi imam bagi orang-orang dewasa jika ia paham tentang shalat wajib lima waktu.” « [esthi]
Dikutip dari : Sini



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar