14.3.10

I’tikaf


I’tikaf Dan Terapi Gelas Panas…

Terapi Gelas 
Panas
Sekian tahun lalu ketika saya masih bekerja di lingkungan yang stress-full, salah satu teknik yang saya pakai untuk mengendalikan stress adalah apa yang disebut Terapi Gelas Panas.

Prinsipnya sederhana saja, persis seperti kita memegang gelas panas – semakin panas suatu gelas (karena isinya air panas) – semakin sebentar kita bisa memegangnya. Bila kita memaksakan memegang gelas panas tersebut dalam waktu yang lebih lama – maka tangan kita bisa melepuh dibuatnya. Kita tahu secara reflek kapan tepatnya harus melepas gelas dari tangan kita sebelum tangan kita melepuh, bahkan kalau kita tadinya tidak tahu suatu gelas terlalu panas untuk kita pegang- baru menyentuh saja tangan kita – langsung kita lepaskan kembali.

Setelah dibiarkan agak dingin, maka kita coba untuk memegangnya kembali. Bila waktunya cukup aman gelas tersebut kita pegang – tanpa membuat tangan melepuh , maka baru gelas bisa kita pegang terus sampai keperluan kita selesai.

Menangani masalah yang menyita pikiran juga demikian; bila suatu masalah terlalu berat untuk kita pikirkan – maka jangan dipaksa terus dipikirin sampai terbawa mimpi, bisa stress kita dibuatnya. Pikirkan sedikit saja dahulu untuk sekedar tahu ada masalah tersebut, kemudian lepas lagi dari pikiran kita.

Sering masalah yang kita hadapi tidak seburuk awalnya ketika masalah tersebut pertama kali muncul, masalah-masalah yang membuat stress terkadang justru masalah sederhana saja tetapi awal kemunculannya pada waktu yang kita tidak siap menerimanya. Maka cari waktu yang baik ketika pikiran kita siap benar mengatasi masalah tersebut, dan selesaikan pada waktu-waktu yang baik tersebut.

Beruntunglah bagi umat ini yang diberi syariat untuk menegakkan sholat 5 waktu, karena sholat yang khusu’ akan dapat menyegarkan dan memulihkan pikiran kita dari waktu kewaktu. Ditengah pekerjaan yang sangat rumit dari pagi sekalipun, datang waktu dhuhur kita lepas sejenak pekerjaan tersebut dengan sholat. Habis dhuhur dilanjutkan kembali dan dilepas waktu sholat Ashar, begitu seterusnya – maka insyaallah tidak akan sempat stress pikiran kita. Terapi gelas panas berupa sholat ini, hanya dimiliki umat Islam dan khususnya yang rajin menegakkan sholat dengan khusu’ – soalnya kalau sholatnya tidak khusu’ bahkan masalah yang ada akan terbawa sampai sholat sekalipun !.

Kalau sholat menjadi terapi gelas panas untuk mengatasi masalah yang bersifat harian, ada lagi yang lebih hebat karena bisa mengatasi masalah yang sifatnya menahun yaitu I’tikaf. I’tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Para ulama sepakat bahwa i’tikaf, khususnya 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, adalah ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Beliau sendiri melakukanya 10 hari penuh di bulan Ramadhan. Aisyah, Umar bin Khattab, dan Anas bin Malik menegaskan hal itu, “Adalah Rasulullah SAW. beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan, pada tahun wafatnya Rasulullah SAW. beri’tikaf selama 20 hari.

Menurut Ibnu Qayyim “I’tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri’tikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah”.
Dengan syariat i’tikaf inilah kita bisa melepas ‘gelas panas’ atau masalah  yang kita pegang menahun, bahkan kita pegang sepanjang karir kita – untuk mendekatkan diri spenuhnya kepada Allah, mohon ampunanNya, mohon petunjukNya agar setelah i’tikaf kita menjadi orang yang lebih baik – lebih dekat kejalanNya.
Begitu seharusnya setiap kali kita selesai melaksanakan i’tikaf, kita seperti menaiki anak tangga – yang dari waktu ke waktu semakin dekat- semakin dekat kepadaNya.

Hari-hari ini kita sudah mendekati 10 hari terakhir bulan Ramadhan, waktunya saya berangkat i’tikaf kembali. Maka sesudah tulisan ini, saya mohon diri kepada para pembaca untuk tidak menulis dan tidak menjawab email selama masa i’tikaf. Insyaallah bila masih diberi usia, diberi rizky ilmu dlsb., selesai i’tikaf di awal bulan syawal saya akan mulai menulis dan menjawab email kembali.

sumber : http://geraidinar.com/index.php?
(dikutip dari JIC)



Artikel Terkait: