14.3.11

Kesabaran.


 Hakikat Kesabaran.

Adakalanya manusia merasakan ketenangan dalam dirinya, ketenangan dalam menghadapi kehidupan dalam menyelesaikan permasalahan, musibah dan kejadian yang semacam itu. Namun ada kalanya semua dihadapi dengan kepanikan. Semua dirasa mustahil untuk dapat diselesaikan, serba salah dan serba susah. Namun, sebesar apapun musibah yang di berikan Allah SWT, pastilah telah ter"design" dengan baik untuk dapat dihadapi hamba-Nya.
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'un'.
Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-rang yang mendapat petunjuk" (QS. Al-Baqarah : 155-157)

Sabar bukanlah sikap nerimo terhadap pemberian dan tidak ingin berubah kearah yang lebih baik. Sabar itu tidak pasif, namum dinamis, harus terus bergerak. Sabar bukan dalam ucapan "saya sabar dalam menerima ujian ini" namun sikap keseharian menunjukan ketidak ridhoan dalam penerimaan. Keluh kesah masih keluar dari dalam dirinya. Bukan itu hakikat sabar. Ada sebuah peristiwa yang dapat dijadikan pelajaran tentang kesabaran seorang manusia dalam menghadapi kematian anaknya. Dia mengatakan saya bersabar, namun yang terjadi pada dirinya ialah teta saja meronta-ronta, meratapi dan perbuatan yang tidak jauh berbeda. Jika aplikasi sabar seperti ini, mungkin semua manusia akan lolos dari ujian kesabaran Allah SWT.
Namun, sabar itu letaknya pada "pukulan pertama". Artinya, pada saat musibah itu menghampiri dirinya, pada waktu itu juga. Ketika manusia ditimpa sebuah musibah, dan ia bisa memposisikan dirinya secara proposional dalam menghadapi musibah itu, sambil mengintropeksi diri dan kemudian menghadapi musibah itu dengan ucapan : "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, Allahuma ajri fi musibatii, wakhlufli khoiron minha"
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kamipun kepadaNya akan kembali. Ya Allah karuniakanlah kami pahala atas ketabahan kami menerima ujian ini dan gantikanlah kami dengan yang lebih baik dibanding apa yang telah sirna karena musibah tersebut"
Maka ketika perbuatan ini dapat dia amalkan sebagai amalan keseharian ketika ada musibah menimpa manusia, maka buah dari kesabaran akan sangat terasa mengiringi langkah manusia.

Dikutip dari chayo.my-php.net



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar